In Reviews

Previously, on Hannibal..

Sebuah film serial yang sangat menarik perhatian saya kali ini adalah Hannibal. Sebuah film yang sangat memegang erat unsur pembunuh berantai. Salah satu penyebab ketertarikan saya akan serial ini karena dari awal mereka telah menampilkan gambaran-gambaran yang sangat sadis dan menjijikan tapi sangat indah dan membuat saya tidak bisa berhenti mengucapkan kata "wow" di setiap scene-nya.

Hannibal diangkat dari buku Red Dragon, Silence of the Lambs, Hannibal, dan Hannibal Rising yang ditulis oleh Thomas Harris. Banyak yang penasaran akan apa isi dari otak sang penulis, setelah saya telusuri ternyata Thomas terinspirasi dari seorang tahanan yang kabur dan membunuh banyak orang dan tidak lupa ia pun memakan apa yang telah ia bunuh.

Kanibalisme, merupakan sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup makan makhluk hidup sejenis lainnya. Kunci utama serial ini yang membuat saya tertegun adalah sosok Dr. Hannibal Lecter (Mads Mikkelsen) seorang forensic psychiatrist yang memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai pembunuh berantai dan kanibal. Hal lain yang membuat saya geleng-geleng kepala yang dikarenakan akting dari Dr. Lecter tersebut yang menghipnotis karena sangat manipulatif, dingin, dan high class. Hannibal sangat keren karena dia sangat elegan. Begitu pula dengan motif-motif membunuhnya yang sangat rapih, cerdas, dan teliti. Tidak lupa pula dengan mengambil bagian-bagian organ seseorang yang telah ia bunuh dan memakan serta menyajikan 'makanan' nya dengan cantik.


Ini sangat menarik perhatian saya, dan saya kerap kali ingin sekali mencoba masakan Dr. Lecter, dia punya cita rasa masakan yang tinggi. Scene yang paling saya tunggu-tunggu adalah scene ketika Dr. Lecter masak dan makan. Sangat indah. Tapi seharusnya saya jijik melihat Dr. Lecter memasak karena yang ia masak adalah daging manusia/organ-organ yang sangat tidak etis untuk dipotong-potong sebagai hidangan makanan.


Hannibal memakai istilah Prancis dalam Season pertamanya; Apéritif, Amuse-Bouche, Potage, Oeuf, Coquilles, Entrée, Sorbet, Fromage, Trou Normand, Buffet Froid, Rôti, Relevés, dan Savoureux. Sedangkan di Season kedua istilah Jepang yang dipakai; Kaiseki, Sakizuki, Hassum, Takiawase, Mokozuke, Futamono, Yakimon, Su- Zakana, Ko No Mono, Tome Wan, dan Mizumono. Dan di season ke tiga yang saat ini sedang ditunggu-tunggu menggunakan istilah Italia; Antipasto, Primavera, Secondo, Aperitivo, Contorno, dll. Yang selanjutnya season 3 episode 6 akan keluar pada tanggal 9 juli 2015!

The Human Totem Pole, one of the crime
scenes in season one of "Hannibal"
Futamono: Old Friends for Dinner
























Saya sangat menyarankan bagi kalian yang suka film-film bergenre gore, sadistic dan semacamnya untuk menonton serial yang sangat sangat keren ini. Karena visualisasi dari Hannibal sangatlah nyata, bagian-bagian tubuhnya dan potongan-potongan serta darahnya sangat dibuat dengan baik, tidak setengah-setengah dan bisa membuat eneg dan menjijikkan sekali. Nah dari situ lah saya beranggapan bahwa ini adalah serial masterpiece yang sangat tidak boleh dilewatkan untuk pecinta gore. Alur nya juga tidak asal dibuat begitu saja, dengan tujuan awal memegang betul unsur-unsur psychological thriller. Sinematografinya sangat di nomor satukan (walaupun saya tidak terlalu mengerti tentang sinematografi) tapi pengambilan gambarnya sangat pas dan kualitasnya juga tidak diragukan lagi.

Jadi, gimana? Berniat untuk bergabung dan makan malam bersama, kami?

Related Articles

0 comments:

Post a Comment