What exactly is love?
when you bounce back and forth between different hearts it gets old after awhile
you never really have to mean anything to anyone.
you never really have to mean anything to anyone.
Sebenernya gue sama sekali nggak mau ngangkat tema tentang percintaan, sih. Sebut saja love life. Gue ngerasa love life tuh cuma ngambil space di otak gue yang sebenernya bisa digunain buat sesuatu yang lebih berguna. Seperti pendidikan, pengetahuan, rasa ingin tahu, dll.
Tentu saja ada alasan tertentu kenapa gue bisa berpikir seperti ini. Bisa dibilang gue cukup muak dengan embel-embel percintaan.
Sebenernya apa itu cinta? Jujur aja gue belum tau itu apa, dan saat ini gue menyimpulkan bahwa cinta itu bagaikan kosong/nol/tidak ada. Catatan penting, topik yang gue angkat saat ini cinta kepada the other half.
Gue nggak percaya sama istilah "mencintai dan dicintai" 8/10 orang gagal dalam percintaan. Disini gue mau menguak apa penyebab kegagalan tersebut? dan membuktikan hipotesis gue kalau cinta itu memang nol.
Cinta? gue sendiri nggak yakin akan sebutan cinta.
Ambil saja contoh, banyak sekali pihak yang dikecewakan oleh lawan nya. Dan dimana saat itu sang korban menaruh harapan, kasih sayang, kepercayaan, ketulusan, komitmen kepada lawan nya. Dan apa imbalan yang di dapat? Kotoran kucing.
Ujung-ujung nya lawan nya mencari-cari kesalahan sang korban untuk menghancurkan korban. Skakmat.
Dia menang, dan korban menyimpulkan bahwa sesungguhnya ada banyak sekali alasan kenapa ia memutuskan hubungan.
Timbul lah pikiran-pikiran kecil, yang makin hari tertampung semakin banyak. Membuat suatu bendungan penuh pikiran kosong yang memapat kan otak nya. Pikiran tak berguna.
Bagaimana kita bisa menghilangkan pikiran tersebut? hanya hati yang berperan penting dalam proses ini. Pengontrol utamanya adalah hati. Sesungguhnya saya berat hati mengangkat topik ini. Sesungguhnya pikiran yang terbendung itu lah yang menghancurkan seseorang menjadi keping-keping. Bagai jiwa yang hidup di tubuh yang mati.
Tentu saja ada alasan tertentu kenapa gue bisa berpikir seperti ini. Bisa dibilang gue cukup muak dengan embel-embel percintaan.
Sebenernya apa itu cinta? Jujur aja gue belum tau itu apa, dan saat ini gue menyimpulkan bahwa cinta itu bagaikan kosong/nol/tidak ada. Catatan penting, topik yang gue angkat saat ini cinta kepada the other half.
Gue nggak percaya sama istilah "mencintai dan dicintai" 8/10 orang gagal dalam percintaan. Disini gue mau menguak apa penyebab kegagalan tersebut? dan membuktikan hipotesis gue kalau cinta itu memang nol.
Cinta? gue sendiri nggak yakin akan sebutan cinta.
Ambil saja contoh, banyak sekali pihak yang dikecewakan oleh lawan nya. Dan dimana saat itu sang korban menaruh harapan, kasih sayang, kepercayaan, ketulusan, komitmen kepada lawan nya. Dan apa imbalan yang di dapat? Kotoran kucing.
Ujung-ujung nya lawan nya mencari-cari kesalahan sang korban untuk menghancurkan korban. Skakmat.
Dia menang, dan korban menyimpulkan bahwa sesungguhnya ada banyak sekali alasan kenapa ia memutuskan hubungan.
Timbul lah pikiran-pikiran kecil, yang makin hari tertampung semakin banyak. Membuat suatu bendungan penuh pikiran kosong yang memapat kan otak nya. Pikiran tak berguna.
Bagaimana kita bisa menghilangkan pikiran tersebut? hanya hati yang berperan penting dalam proses ini. Pengontrol utamanya adalah hati. Sesungguhnya saya berat hati mengangkat topik ini. Sesungguhnya pikiran yang terbendung itu lah yang menghancurkan seseorang menjadi keping-keping. Bagai jiwa yang hidup di tubuh yang mati.
Cinta? manis di awal busuk di akhir.
0 comments:
Post a Comment